Jumat, 13 Februari 2009

Sistem ekonomi terbuka berkeadilan sosial VS Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi terbuka berkeadilan sosial VS Sistem Ekonomi Islam Jul 17, '07 12:50 AM
for everyone
Sistem ekonomi terbuka berkeadilan sosial VS Sistem Ekonomi Islam
Kamis yang lalu ( 12/7 ) pada hari koperasi ke 60 di Bali Presiden SBY menegaskan, Indonesia dalam penyelenggaraan ekonominya tidak menganut sistem kapitalisme, komunis ataupun neo liberal yang telah terbukti gagal. Berbeda dari semua itu, Indonesia adalah penganut sistem ekonomi terbuka berkeadilan social.
Ucapan SBY tersebut sangat membingungkan sekaligus menggelikan karena kita patut bertanya apakah sistem ekonominya itu menjustifikasi kebijakan pemerintah yang sangat condong pada penanaman modal asing, kekuatan pasar bebas, orintasi pertumbuhan ekonomi dan pro Bank Dunia? Banyaknya Penguasaan Sumber Daya Alam kita oleh segelintir peruasahaan multinasional raksasa saat ini dan senangnya Negara ini berhutang nampaknya sebagi indicator kebenarannya. .
Seharusnya SBY sadar bahwa akibat kebijakan ekonomi pemerintahannya yang aneh dan tidak jelas karena sesungguhnya cenderung berpaham oligopoli yang menghapus sama sekali nilai-nilai demokrasi atas pemanfaatan Sumber Daya Alam. Rakyat dipaksa untuk sekedar menjadi pembeli atau tenaga kerja yang memproduksi barang-barang milik perusahaan besar.
. Demi pertumbuhan ekonomi yang selalu diukur dengan materi telah membunuh kemanusiaan, pembangunan nasional tidak lagi membangun manusia seutuhya, melainkan manusia dibentuk untuk memiliki hasrat sama sebagai makhluk konsumtif. Kita didorong untuk memuaskan keinginan dengan membeli,dan memiliki sebanyak-banykanya. Dalam konsumtivisme adalah keserakahan,penindasan, peselisihan dan khayalan merupakan bagian darinya. Itulah yang merusak seluruh sendi kemanusiaan,
Lebih lanjut, Saat ini pemerintah banyak sekali membiarkan kasus ekploitasi alam tanpa aturan hukum tegas yang mengakibatkan distorsi tentang system ekonomi terbuka berkeadilan sosial. misalnya , menebang hutan dengan semena-mena ( kasus adelin lis ), menggali tambang tanpa memikirkan dampak lingkungan ( lapindo ), menggali pasir laut yang akhirnya bisa menimbulkan bencana didaerah pantai ( penjualan pasir pantai ke singapura ).
Prinsip Ekonomi Islam
Wacana tentang system ekonomi yang tepat untuk menjadi salah satu factor sumbangan utama bagi keadilan social adalah melalui ekonomi islam yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan atau kebaikan kepada alam, dengan selalu menjaga keseimbangan alam dan tetap dalam kerangka sebagai aturan Tuhan di Bumi, yng tidak semata-mata mencari profit dan harta benda untuk menumpuk kekayaan.
Ekonomi Islam seharusnya menjadi panduan bersama untuk menaikkan martabat kemanusiaan dari mengubah situasi gelap menuju cahaya. Pembangunan yang semula melahirkan pemiskinan yang sangat mengenaskan akan terentaskan, karena dalam ekonomi islam setiap aktivitas manusia harus mendatangkan manfaat bagi diri sendiri atau lingkungannya ( berkeadlan, harus efisien dan tidak ada pemborosan atau kemubadziran), prinsip pokoknya adalah sukarela, tanpa ada unsur paksaan atau terpaksa sehingga tidk akan ada penyesalan ( informasi harus terbuka dan tidak ada kebohongan public ), tidak merugikan salah satu pihak meski secara sukarela ( tidak memonopoli, tidak spekulasi, tidak mempermainkan harga dengan menimbun barang )., dan terakhir manjalnkan usaha ekonomi yang halal.
Dari penjelasan diatas, akan nampak bahwa keuntungan dalam ekonomi Islam atas usahanya, diperbolehkan, karena sebenarnya bentuk keuntungan adalah pembayaran jasa atas usaha “mediasi”. Tetapi keuntungan yang bersifat “berlebihan” dan ada unsur “penindasan” atau “penipuan”, keuntungan seperti ini sangat dilarang. Usaha ekonomi memang harus mencari keuntungan, tetapi tidak untuk membuat kerugian bagi yang lain.
Riba dan ekonomi Islam
Karena sorotan utama di sini adalah ekonomi islam, kita tidak boleh melupakan pembahasan aktivitas riba’ yang saat ini menjadi program pembangunan ekonomi dan tipuan pengentasan kemiskinan dengan dalih pemberian modal, tapi ujung-ujungnya masih dengan syarat debitur harus membayar hutangnya dengan janji membayar berlebihan.
Menurut Ekonomi Islam, Riba adalah transaksi ekonomi yang menyalahi ketentuan yang adil dari Allah karena tidak sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan pertimbangan akal dan nurani yang sehat. Kreditur riba mengira bahwa uang yang ia pinjamkan sama nilainya dengan usaha orang lain yang mengelola uang tersebut. Ia hanya ingin menang sendiri dengan memastikan bahwa uang tersebut selalu memberi keuntungan. Ia tidak peduli dengan resiko pihak Debitur yang mengalami kerugian dalam bisnisnya. Karena sikap yang tidak adil dan berperikemanusiaan inilah, maka pemakan riba dibangkitkan di hari kiamat sebagai orang gila atau orang yang kerasukan setan yang tidak pernah menggunakan pertimbangan akal sehat. Dalam hidup di dunia, mereka mengatakan bahwa jual beli itu sebenarnya sama dengan riba, padahal keduanya tidak sama. Riba hanya memastikan untung dan tidak dapat menerima kerugian sama sekali, sedang jual beli mengandung kemungkinan untung rugi.
Demikian pula,Secara ilmu ekonomi modern yaitu ilmu ekonomi makro, riba dilarang karena dengan adanya Riba, maka orang akan terpacu untuk giat menabung dan hasil tabungannya itu nanti akan dipinjamkan untuk mendapatkan bunga. Sehingga banyak masyarakat menabung penghasilannya dan akan mengurangi minat untuk investasi. Apabila dalam suatu negara dimana tabungan lebih besar dan inevstasi semakin mengecel, maka berarti dana tersebut tidak ditanamkan dalam sector yang prroduktif, sehingga efek dari lebih kecilnya investasi daripada tabungan, akan menyebabkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan akan menurun. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori Ilmu ekonomi Makro sederhana.
Ekonomi Islam sebagai solusi
Mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim sehingga memperlihatkan potensi umat Islam sangat besar untuk menerapkannya ( dismaping merupakan kewajiban ), sungguh persoalan besar bangsa dengan segala krisis moneter dan akibatnya , akan mampu diselesaikan dengan pengelolaan yang baik terhadap ekonomi Islam.
Dalam mengahadpi konstelasi benturan system ekonomi yang ada di dunia, saatnya umat Islam bersatu menerapkan ekonomi Islam untuk berperang melawn mereka, haram hukumnya menjadikan kapitalis, neo liberal, dan komunis sebagai "Tuan" bagi kita ataupun memberi “amunisi” perjuangan mereka..
Dengan melihat aturan2 bagus dari Nabi Muhammad atas bimbingan Allah SWT semakin membuat Umat Islam yakin akan kembali jaman kejayaannya, semakin luas kebaikan yang tersebar,dengan bangklitnya kasih sayangnya kepada semua umat dan seluruh alam. .

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial